- Kenangan Tsunami Banda Aceh (2)
isyanaMon, Apr 18 5:47 PM WIT
Oleh Tole
Museum Tsunami
Terletak di Jalan Sultan Iskandar sekitar 1 km dari Masjid Raya Banda Aceh, Museum Tsunami boleh dikatakan sebagai salah satu bangunan paling megah dan menonjol di Banda Aceh. Bangunan yang berdiri di lahan seluas 1 hektare ini benar-benar jadi simbol kenangan masyarakat Aceh atas peristiwa tsunami. Dari kejauhan, museum ini tampak seperti kapal empat tingkat dengan dekorasi oriental dan atap yang menggambarkan ombak.
Museum ini berisi berbagai benda peninggalan, lukisan-lukisan tentang tsunami serta hal-hal lain yang berkenaan dengan peristiwa itu. Museum ini juga memiliki Escape Hill, sebuah taman berbentuk bukit yang dapat dijadikan sebagai salah satu lokasi penyelamatan jika datang banjir atau tsunami, serta The Hill of Light, tempat para pengunjung dapat meletakkan karangan bunga.
Museum Tsunami dibuka sejak tiga tahun lalu. Memasuki museum ini, pengunjung seperti merasa berjalan di antara celah air berkat kombinasi konstruksi dinding dan lantainya. Di dalamnya, terpampang segenap dokumentasi tsunami seperti foto-foto korban, kisah-kisah mereka yang selamat, serta simulasi elektronik gempa di bawah laut yang menyebabkan munculnya gelombang setinggi 30 m.
Pantai Ulee Lheue
Pantai Ulee Lheue menghadap langsung ke Samudera Hindia, asal gelombang tsunami setelah gempa besar di pengujung 2004. Pantai ini sekarang jadi lokasi favorit warga untuk menghabiskan waktu senggang sore hari, dan menanti saat matahari tenggelam.
Wajah kawasan Ulee Lheue sungguh rapi, bersih dan rindang. Jalan lebar dua lajur, bantaran pantai nan lega, serta debur ombak laut menjadi pesona Ulee Lheue yang menarik pengunjung. Sepanjang tepian jalan, para penjual jagung bakar dengan ramah menawarkan jagung muda dan aneka minuman panas.
Di salah satu sudut pantai, Masjid Baiturrahim — yang dibangun tahun 1922 — masih berdiri tegak. Saat tsunami tujuh tahun lalu, sekitar 100-an warga Ulee Lheue berlarian menyelamatkan diri mereka ke lantai dua masjid ini.
Namun, datang tiga kali gelombang besar beruntun yang menyapu mereka. Warga setempat menuturkan, dari 100-an orang yang berlindung, hanya sembilan yang selamat.
Masjid Baiturrahim Ulee Lheue merupakan satu-satunya bangunan di pinggir Pantai Ulee Lheue yang tetap berdiri kokoh meski diterjang tsunami.
--
Foto Museum Tsunami: Tempo/Panca Syurkani
Foto Ulee Lheue: Tempo/Zulkarnain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar